Rabu, 08 April 2009

kisah apel dan jeruk

Ini adalah sebuah legenda “apel batu dan jeruk menangis” cerita ini di persembahkan untuk mereka yang memiliki waktu luang untuk membaca ini.. silahkan di baca..
Di hari minggu yang cerah.. apel bersama dengan jeruk duduk asik bermesraan di pinggir danau. Sudah sejam mereka di situ. Tak seorang pun berani mengganggu.. pepohonan rindang memayungi keduanya. Burung-burung riang berkicauan mewarnai suasana romantis mereka berdua. Hamparan danau yang hijau dan sampah menjadi penghias di kala itu. “yang,, kan kita udah lama pacaran, kapan kita kawinnya?” ujar apel dengan polos. Maklumlah, sudah hampir 3 tahun ia menjalin asmara dengan jeruk. Hasrat dalam diri apel telah memuncak sehingga menuai hasil “ingin kawin”. Wajah apel seketika merah padam menghasilkan asap pada kedua lubang telinganya. Apel terus dalam keadaan begitu hingga kata-kata yang sangat dinantinya di ucapkan oleh pujaan hatinya. Hampir semenit apel dalam wajah yang merah padam. Dan ia pun lelah menunggu jawaban dari jeruk.dengan kecewa ia memanggil nama jeruk dengan lembut. Jeruk kaget. Ternyata hampir selama semenit itu pula jeruk melamun. Entah apa yang jeruk lamunkan.
 “ada apa yank? Bagaimana jawabanmu” Tanya apel dengan penuh harap. “oh, maaf sayang, aku tadi sempat memikirkan banyak hal. Banyak yang mengganjal pikiranku”. “apa yang menggangu pikiranmu sayang? Aku masih menunggu jawabanmu.” Tanya apel
“sebenarnya aku juga ingin meneruskan hubungan asmara ini ke tingkat yang lebih serius lagi.namun…” terdiam . jeruk mencoba mengingat dan menyusun kata demi kata yang akan di ucapkannya.
“namun apa sayang?” apel tak sabar ingin segera mengetahui kelanjutan dati kata-kata yang terputus itu.
“sebenarnya, ayah dan ibuku tidak mengizinkanku untuk bertemu denganmu apalagi menikah denganmu. Setiap kali kita pacaran ada rasa was-was dalam hati aku jikalau ayah dan ibuku memergoki kita berdua.“ jelas jeruk dengan sangat jelas. Mata jeruk yang indah itu mulai berkaca-kaca. Tak kuasa menghadapi kenyataan yang ada di hadapannya. Setetes air mata jatuh dan ia memandang kekasihnya dengan harapan penyelesaian dari masalah yang amat pelik itu.
“ah, itu cerita klasik! ” kata apel dengan api yang berkobar dalam jiwa.
“tidak !itu adalah masalah yang amat genting” bantah jeruk
“tidak! Itu adalah masalah klasik.” Tak ingin mengalah dengan jeruk.
Setelah hampir satu menit barulah mereka selesai saling berbantah-bantahan. Jeruk mengalah dengan apa yang dikatakan oleh apel. Jeruk terdiam sebentar mencoba memikirkan alasan lain, hampir satu menit ia berpikir dan tersentak oleh suara halus milik apel, kekasihnya. 
“ah sayang, ternyata aku menemukan masalah yang lebih dahsyat, masalah yang tidak lagi masalah klasik. kau akan akan terkejut mendengarnya dan kau tak akan dapat menyelesaikan masalah ini. Dan itu artinya hubungan kita akan berakhir di danau kenangan kita. ” kembali tetes air mata membasahi pipi jeruk.
Dengan bangga ia berkata “kau ini bagaimana sayang? Kau tak tahu siapa yang terpintar di sekolahku? Yang selalu dapat menyelesaiakan segala persolalan yang di hadapinya? Tahukah kau sayang siapa itu?”
Dengan sedikit sunggingan senyum ia berkata “hick, siapakah itu sayang ? engkaukah yang terpintar itu?” 
Dengan bercanda apel berkata “tentu saja bukan aku , aku hanya ingin menghiburmu.sekarang, kita kembali ke persoalan yang amat serius itu yang belum engkau ungkapkan.”
“ah, kau ini selalu bisa saja deh. Sudah siapkah hatimu untuk mendengarkan alasan yang amat pelik?”
“Baiklah, aku siap sayang”
“ masalahnya itu kita ini berbeda jenis…dan kita tak akan bisa menghasilkan keturunan jika kita menikah. Kita adalah tumbuhan kau ingat. ” ucap jeruk dengan sangat jelas.
Dengan terkejut ia berkata “astaga! Itu memang bukan masalah yang klasik, itu adalah masalah yang amat modern.” 
“sekarang sudah jelaskah mengapa kita tak bisa hidup bersama? Bagaimana apel?”
Apel melamun setelah mendengar kata yang terucap oleh jeruk. “ apel, apel?” jeruk mencoba membuyarkan lamunan dari apel. Tiba-tiba, apel tersentak dan berteriak dengan lantang.
” Astaga makan naga! Aku baru sadar bahwa aku adalah apel dan dia adalah jeruk. Selama ini kukira kita adalah manusia. Betapa bodohnya aku ini!.” Karena kekesalannya atas segala kebodohannya selama ini ia menceburkan diri ke danau itu dan mengutuk dirinya menjadi batu. “jelegar” petir menyambar dirinya dan mengubahnya menjadi batu. Ia pun tenggelam ke dasar danau. Ia tak pernah di temukan hingga suatu saat seorang pemancing iseng menemukan apel dalam keadaaan membatu. Sedangkan, jeruk terus menangis kehilangan kekasihnya dan terus menangis. Hingga akhirnya ia di temukan membusuk dengan genangan air mata di sejukur tubuhnya. Selesai. 
Satu amanat yang dapak kita ambil : Percayalah jangan menjadi orang yang bodoh dalam menjalin virus merah jambu alias cinta karena cinta itu cukup sulit untuk di mengerti. Dan mengertilah pada saat kau benar-benar mengerti cinta.(biar pun ga jelas.. yang penting ada hikmahnya.. hehe..)

Tidak ada komentar: